catatan seorang ibu, wanita, hamba sahaya yang ingin berbagi pikiran dengan dunia

Pengantin Sunat

Melanjutkan posting tempo hari tentang keputusanku yang "tiba-tiba" untuk mengundurkan diri 
karena sudah tak sanggup bertahan lebih lama lagi ...sebenarnya ada penyebab lebih penting
lagi yaitu menemani dua jagoan ku Rafif Danu Pramatya dan Raditya Damar Pradipta dikhitan.
Duh khitan aja sampe resign, begitu komentar para juragan....kenapa tidak cuti aja kata mereka. Welhadalah kalau boleh cuti seminggu gitu yak pak tanyaku..hhm tapi kalaupun dengan keajaiban tiba2 bisa cuti 1-2 minggu gegara nunggguin anak2 khitan hingga sembuh sempurna tetap saja kuperkirakan tak kan membuatku tinggal lebih lama hihihi. Dunia kerja yang penuh intrik dan politik sudah seharusnya tak peru diusik..kerja yang harus melayani dua divisi sekaligus : F/A dan Operasion yang masing2 merasa paling penting membuat kepalaku pening...Wis Cukup...lha wong aku cuma ingin cerita tentang proses khitan.

Rafif usianya baru 8 tahun meski pada umumnya anak lelaki dikhitan saat duduk di kelas 5-6 SD alias usia 10-12 tahun karena dokter menyarankan ia harus segera dikhitan saat kami memeriksakan gara2 Rafi mengeluh pas pipis. Menurut dokter ada banyak kotoran di bagian dalam kulit "burung"nya. Kondisi ini berbahaya lo dari beberapa cerita yang kudengar si penderita bisa mengalami infeksi, pembengkakan jika tak segera dikhitan. Nah si bungsu Raditya ikut-ikutan padahal usia masih 4 tahun di Januari tahun depan tapi PD tinggi minta sunatan. OK deh di acc saja. Tiba hari H Rafi sempat berkata kok aku "ndredheg ya Ma". "Ya mas Rafi baca Al Fatehah aja terus" pintaku. Khitannya sih ngga jauh dari rumah, di klinik Nurani tak sampai 10 menit naik sepeda motor. Nunggu perawat yang bertugas agak lamaan dikit, si perawat (jaman dulu namanya mantri sunat) datang Rafi percaya diri tinggi langsung menuju TKP (Tempat Kejadian Pengkhitanan). Alhamdulillah aku senang sekali sampai kuabadikan kejadian ini

Metode apa yang dipilih kami pasrah pada pak mantri, kalau ada yang tanpa sakit dan sehari sembuh sih ayoook ajah, ternyata pak mantri pilih metode laser. Lhadalah pas suntik bius dilakukan Rafi menangis kencang dan selama setengah jam proses menangis terus menerus, aku sibuk melarikan Radit agar tidak down semangatnya untuk dikhitan. Sampai keluar ruangan Rafi masih meraung berkepanjangan waah ini membuat Radit jadi keder sodara. Sempat menunjukkan perlawanan tapi Radit akhirnya tiba juga di pembaringan, mungkin begini perasaan nabi Ibrahim saat harus mengkurbankan Ismail, aku harus menguatkan diri mengelus dahinya, sesekali membujuknya dan terus berdzikir sementara si Papa menghiburnya dengan meninggalkan HP yang tengah memperdengarkan lagu kesayangan Radit : Cakra Khan. Hebatnya nangisnya si Radit cuma sebentar, saat kuhalangi pandangannya untuk melihat proses khitan tanganku malah ditepisnya. si Raditnya ini menurut pak mantri cocok pakai metode smart clamp, kami nurut aja....kan pak mantri paling mengerti.

Intermezzo : acara sunatan ditutup dengan funny ending pula, berangkat berempat naik motor pas pulang kebingungan bagaimana cara membawa dua pasien yang meraung raung ya. mana taxi lewat di stop pun ngga mau brenti, mo cari bentor kok khawatir mogok di jalan akhirnya..naik ambulance klinik hihihi jadi perhatian para tetangga deh.

Kalau ditanya metode khitan mana yang paling baik aku juga ga bisa menjawab, yang jelas si Rafi yang sempat meraung di ruang tunggu "Aduuuuh Ma suaaakitnya kayak gini kok ya diwajibkan sama Allah ya sunat itu" dalam 3 hari sudah bisa jalan-jalan keluar rumah ke sana kemari meski masih pakai sarung, metode smart clamp ternyata membuat Radit merasa tidak nyaman untuk pipis di kamar mandi mungkin takut melihat benda asing melekat dan baru bisa dilepas 5 hari kemudian.


Alhamdulillah meski dalam beberapa hari pasca khitan aku terpaksa bekerja ekstra dalam merawat dan sering begadang karena para pasien mengeluh bergantian hatiku legaaa. Bisa menemani jagoan yang meski belum sembuh sempurna sudah jejingkrakan.

Huffft nggak ngerti apa si perawat ini sempat masuk angin dan tepar berat ...

Lah nih duo pasien yang tiba-tiba banjir hadiah dan angpau ^_^







Share:

2 comments:

  1. mbak ikutan ini yuk :)
    http://vanisadesfriani.blogspot.com/p/blog-page_19.html

    ReplyDelete
  2. hahahah...untung ya ce itu dikhitannya pas bayi..jd ga inget skitnya ;p hihihi... aku inget suamiku jdnya... dulu krn lama tinggal di jerman, dia sunatnya jg di sana.. dan dokter di sana ngasih 1 buku yg isinya model2 burung abis disunat :D Wkwkwkwkwkw..dan suami lgs bingung mw pilih yg mana ;p.. alhasil dia milih yg 'original' aja katanya ;p hihihi

    ReplyDelete

BloggerHub

Warung Blogger

KSB

komunitas sahabat blogger

Kumpulan Emak-emak Blogger

Blogger Perempuan

Blogger Perempuan
Powered by Blogger.

About Me

My photo
Ibu dua putra. Penulis lepas/ freelance writer (job review dan artikel/ konten website). Menerima tawaran job review produk/jasa dan menulis konten. Bisa dihubungi di dwi.aprily@gmail.com atau dwi.aprily@yahoo.co.id Twitter @dwiaprily FB : Dwi Aprilytanti Handayani IG: @dwi.aprily

Total Pageviews

Antologi Ramadhan 2015

Best Reviewer "Mommylicious_ID"

Blog Archive

Labels

Translate

Popular Posts

Ning Blogger Surabaya

Ning Blogger Surabaya

Labels

Labels

Blog Archive

Recent Posts

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.